Sabtu, 05 Februari 2011

Tentang Teguran, Kasih Sayang, Kesenangan dan Kebahagiaan


Beberapa minggu yang lalu, seorang sahabat pena bercerita kepada saya dengan perasaan galau, bertanya dosa apa yang telah dia buat sehingga menurutnya betapa Allah mungkin tidak sayang kepadanya dan selalu memberikan teguran, bukannya kebahagiaan...
Tidak sampai seminggu setelahnya, seorang adik didik juga mengeluhkan hal yang sama kepada saya.
Atas izin sahabat pena dan adik didik saya, keluhan inilah yang menjadi dasar penulisan saya kali ini, karena mungkin masih banyak teman-teman lain yang merasakan kegalauan serupa...

Teguran vs Kasih Sayang

Saya sempat tertegun saat membaca tulisan sahabat pena dan adik didik saya yang mengeluh betapa Allah mungkin tidak sayang kepadanya karena selalu memberikan teguran. Kemudian saya tersenyum karena mengenang saya pernah memiliki pendapat serupa saat saya masih remaja, namun bukan tentang Allah, melainkan tentang Ibu saya.
Saya masih ingat dengan jelas betapa mengesalkan bagi saya karena Ibu selalu menegur saya. Ini salah, itu salah, pokoknya rasanya sungguh mengesalkan dan dalam kondisi marah saya pernah menarik kesimpulan bahwa Ibu tidak menyayangi saya, tapi lebih menyayangi kakak saya yang memang lebih baik, lebih lemah lembut, lebih alim, sehingga jarang mendapatkan teguran :D

Setelah saya memiliki putra, barulah saya betul-betul memahami bahwa sesungguhnya teguran dari Ibu itu adalah pertanda bahwa Ibu masih sayang dan perduli kepada saya. Beliau ingin saya merubah diri menjadi lebih baik.
Saya sendiri sering menegur Ifan. Tapi karena pernah merasakan betapa tidak nyamannya merasa tidak disayangi akibat salah menyimpulkan maksud dari teguran, diakhir teguran saya selalu mengatakan pada Ifan, "Bunda tegur Ifan karena bunda sayang, karena bunda ingin Ifan menjadi lebih baik. Kalau bunda tidak tegur Ifan, justru bunda tidak sayang karena berarti bunda sudah tidak perduli Ifan mau jadi baik atau tidak..." kemudian saya akan memeluk Ifan.

Kepada sahabat pena dan adik didik saya itu saya sampaikan, seperti layaknya orang tua kita, demikian juga dengan Allah. Allah menegur kita karena masih sayang dan perduli. Bayangkan jika Allah tidak perduli, tidak memberikan kesempatan kita untuk memperbaiki diri, dan langsung menuai azab setelah kita meninggal dunia kelak... sedangkan jelas Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya segala perbuatan ditentukan bagian akhirnya.” (HR. Bukhari).
Sangat bagus sahabat pena saya masih bisa mengartikan ujian hidup yang dihadapinya sebagai teguran, berarti dia masih punya hati nurani dan masih memiliki kesempatan untuk memperbaiki diri :)
Terlebih lagi, ujian hidup merupakan peluruh dosa sesuai sabda Rasulullah “Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seorang muslim, melainkan Allah SWT telah menghapus dengan musibah itu dosanya. Meskipun musibah itu adalah duri yang menusuk dirinya.” (HR. Al-Bukhari no. 3405 dan Muslim 140-141/1062).

Saya meminta kepada sahabat pena dan adik didik saya untuk berbaik sangka kepada Allah :)

Kebahagiaan vs Kesenangan

Saat menulis surat kepada saya, pasti sahabat pena saya sedang merasa sangat menderita dan terpuruk sehingga menulis kalimat, "Kenapa Tuhan tak pernah memberikan sedikit saja kebahagiaan?"
Saya pun kembali tertegun. Saya yakin setiap orang dianugrahi kebahagiaan oleh Allah.
Masalahnya adalah : mungkin kita sendiri masih bingung mengklasifikasikan apa saja sih kebahagiaan itu, dan apa bedanya dengan kesenangan.

Sebagai refensi, saya kutipkan perbedaan arti kata bahagia dan senang menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) dan Aristoteles (dari Wikipedia) :)

Menurut KBBI :

Bahagia adalah keadaan atau perasaan senang dan tenteram (bebas dari segala yg menyusahkan) yang bersifat lahir batin

Senang adalah puas dan lega, tanpa rasa susah dan kecewa, dsb.

Menurut Aristoteles (dari Wikipedia) :

Kebahagiaan atau kegembiraan adalah suatu keadaan pikiran atau perasaan yang ditandai dengan kesenangan, cinta, kepuasan, kenikmatan, atau kegembiraan.
Para filsuf dan pemikir agama telah sering mendefinisikan kebahagiaan dalam kaitan dengan kehidupan yang baik dan tidak hanya sekadar sebagai suatu emosi.

Para peneliti juga telah mengidentifikasikan beberapa hal yang berhubungan dengan kebahagiaan: hubungan dan interaksi sosial, status pernikahan, pekerjaan, kesehatan, kebebasan demokrasi, optimisme, keterlibatan religius, penghasilan, serta kedekatan dengan orang-orang bahagia lain.

Sedangkan kesenangan (yang mempengaruhi kesenangan intelektual) tidak semata-mata disebabkan oleh tak adanya atau pembebasan dari rasa sakit. Malah, penggunaan kesenangan semata-mata sebagai penawar rasa sakit dapat menyebabkan kecanduan dan kepribadian yang tidak berharga.
Lebih jauh, kesenangan tidaklah sama dengan kebahagiaan.

Kesenangan dianggap sama sebagai kepuasan, yaitu dampak positif yang meningkatkan suatu aktivitas. Sementara sejumlah kesenangan dapat menghasilkan kebahagiaan (jangka panjang), yang lainnya tidak.
Ada bentuk-bentuk kesenangan yang baik dan buruk, tergantung pada jenis aktivitas yang terkait dengannya. Sudah tentu, aktivitas yang bajik dihubungkan dengan kesenangan yang baik, sementara kemaksiatan dihubungkan dengan kesenangan yang buruk.
Inilah sebabnya tindakan harus dilakukan karena kebaikannya, dan bukan demi kesenangan yang mungkin ditimbulkan secara langsung olehnya.

Saya pribadi menganggap kebahagiaan merupakan hal yang bersifat pribadi, muncul dari dalam lubuk hati, akibat dari cara pandang kita dalam menilai dan menerima dengan baik (baca : bersyukur) atas segala hal yang diberikan oleh Allah Swt.
Sedangkan kesenangan bagi saya biasanya berlangsung sementara, lebih bersifat duniawi, dan biasanya akan mereda jika ada kesenangan bentuk lain yang menggoda untuk dicapai di depan mata kita :)

Kepada sahabat pena dan adik didik saya, saya mencoba mengurai wujud kebahagiaan agar mereka lebih mudah untuk menyadari betapa sesungguhnya bahagia sudah mereka capai.

Demikian sebagian kutipan tulisan saya kepada mereka berdua :

Apakah bukan kebahagiaan namanya jika kamu masih bisa bernafas tanpa alat bantu, masih bisa berjalan tanpa kursi roda, masih bisa internetan dan mengetik keyboard tanpa bantuan, masih ada orang tua yang menanggung biaya hidup kamu, masih punya orang tua yang perduli akan masa depan kamu sehingga repot-repot mengenalkan bahkan mempertahankan pria untuk dijadikan pendamping hidup kamu?
Kalau itu bukan kebahagiaan, saya tidak tau apa lagi yg bisa disebut dengan kebahagiaan :)

Apa sih definisi kebahagiaan bagi kamu? Nah itu PR untuk kamu pikirkan. Tulis di selembar kertas, apa saja yg menurut kamu merupakan kebahagiaan, jika sudah dirasakan tepat, camkan dalam hati, dan berusahalah untuk menggapainya :)

Saya pribadi akan menulis, saya bahagia jika saya :
  • Sehat (jadi saya akan makan dan minum dengan teratur, minum vitamin jika perlu)
  • Nyaman dengan diri saya (jadi saya akan mencari tau bagaimana agar diri saya merasa nyaman)
  • Menjadi pribadi yang menyenangkan (jadi saya mencari tau bagaimana tips menjadi pribadi yang menyenangkan, dan jika memungkinkan berusaha meleburnya dengan pribadi saya)
  • Bermanfaat utk orang2 disekitar saya (jadi saya tidak mau menjadi orang yg pelit ilmu dan bantuan)
  • Dicintai keluarga dan teman-teman (jadi saya akan mencintai mereka terlebih dahulu sehingga mereka juga bisa mencintai saya)
  • Punya teman-teman untuk tempat berbagi (jadi saya berusaha menjadi pribadi yang terbuka)
  • Punya pekerjaan yang saya cintai (jadi saya akan mencari tau apa jenis pekerjaan yg saya sukai, kemudian berusaha utk menjadi expert di bidang itu)
  • Bisa memenuhi kebutuhan dasar hidup saya (jadi saya harus belajar memilah mana yg kebutuhan mana yg hanya sekedar keinginan)
  • Punya waktu utk bersosialisasi dan belajar mengenai hal saya ingin pelajari (jadi saya akan belajar untuk lihai mengatur waktu)
  • dst

Mengenai perbedaan antara kebahagiaan dan kesenangan, saya mencoba menjabarkan dengan pengalaman pribadi di bawah ini :
  • Kesenangan adalah saat suami saya membelikan hp baru karena hp saya yang lama sudah sering hang (tentunya kesenangan ini akan dengan mudah berganti jika saya mengikuti emosi saya menginginkan hp yang mungkin muncul terus varian barunya setiap tahun hahahha)
    Kebahagiaan adalah saat suami saya memperhatikan bahwa saya sudah membutuhkan hp baru :)
  • Kesenangan adalah saat suami saya mengajak saya untuk bulan madu kedua (yang tentunya akan mudah berganti dengan bulan madu berikutnya *ngarep* hahahah)
    Kebahagiaan adalah saat suami saya berikhtiar untuk tetap mengobarkan cinta kasih kami berdua :p *suit suittt*
  • Kesenangan adalah saat Ifan menjadi juara 2 lomba Poetry Reading se Jakarta Barat (yang tentunya akan mudah berganti jika Ifan diberikan Allah anugrah untuk menjuarai lomba lain)
    Kebahagiaan adalah saat Ifan berhasil mengatasi rasa takut akan sebuah kompetisi dan mampu bersikap sportif dalam perlombaan :)
  • Kesenangan adalah jika suatu saat suami mempersembahkan rumah impian kami berdua untuk tempat tinggal bagi seluruh keluarga (Amiiinnnn...)
    Kebahagiaan adalah saat rumah impian itu diisi dengan anggota keluarga yang saling mencintai sepanjang hidupnya...

Nah, bagaimana dengan teman-teman semua? Sudahkah kalian merasa bahagia?
Insya Allah sudah ya... :)

Jakarta, 27 Juli 2010
Yeni Suryasusanti

Tidak ada komentar:

Posting Komentar