Minggu kemarin, sekitar Pk 10.00 WIB, saya dapat undangan mendadak dari kakak saya untuk kumpul keluarga dengan keluarga suaminya di Restoran Warung Daun di Jl. Wolter Monginsidi.
"Kalau Fahly udah ada acara, nggak apa-apa kalo nggak bisa hadir... kan loe repot bawa anak-anak... soalnya gue nggak bisa antar loe pulang karena harus buru-buru balik ke Bandung..." begitu pesan kakak saya.
Suami memang kebetulan sudah ada janji, tapi bagi saya tidak ada yang repot untuk sebuah silaturahmi apalagi menjelang ramadhan, terlebih saya terhitung tidak begitu sering bertemu kakak saya yang berdomisili di Bandung, apalagi dengan kakak dan adik dari kakak ipar saya... jadi saya langsung menyanggupi untuk hadir.
"Gampang Ceu, nanti bisa naik taksi kog..."
Acara makan bersama, ngobrol seru, "nanggap" Fian disuruh nyanyi heheheh... diselingi gerutuan karena pesanannya lama datangnya dan waitressnya juga lamban... (tapi berhubung udah mau ramadhan kita maafkan kog... hehehehe)
Ketika mau pulang, suami yang niat awalnya menjemput di lokasi kumpul, ternyata belum selesai acaranya, ah, jadi ada kesempatan mengajak Ifan naik kendaraan umum deh untuk tambahan pengalamannya :)
Ifan saat ini setiap pagi ke sekolah diantar dengan motor oleh adik sepupu saya yang tinggal di rumah kami, pulang dengan mobil antaran dari sekolah. Kalau kami bepergian bersama keluarga memang biasanya dengan mobil pribadi.
Dulu, bertahun-tahun yang lalu saat masih menjalani terapi wicara dan konsentrasi, awalnya suami keberatan saat saya mengemukakan rencana membawa Ifan naik bis. "Kasihan, Bun, naik taksi aja..."
Tapi saya memang punya program ingin memperkenalkan anak-anak kami dengan kendaraan umum, dengan pertimbangan hidup tidak selalu berada di atas. Lagi pula banyak pelajaran yang bisa saya sampaikan kepada anak-anak dengan membawa mereka naik kendaraan umum : etika menjadi penumpang, etika berlalu lintas (secara kendaraan umum biasanya tidak taat lalu lintas hehehe) dan banyak lagi...
Hal ini saya sampaikan kepada suami, dan akhirnya saya mendapat izinnya untuk program saya ini :)
Ojek, bajaj, mikrolet, KWK, dan bis adalah kendaraan umum yg sudah saya perkenalkan dengan Ifan jika saya hanya pergi berdua dengannya, sejak Ifan berusia 2 th.
Sedangkan Fian, yang baru berusia 2 th, baru sabtu kemarin saya ajak naik bajaj waktu pulang dari pengajian teman-teman SMP saya, sangat excited dan tertawa gembira ketika bajaj melompat akibat polisi tidur heheheheeh
Waktu awal busway beroperasi di Jakarta, Ifan dan sepupu-sepupunya dari keluarga suami saya diajak Ibu Mertua untuk mencoba. Pengalaman menarik untuk mereka, dan Ifan pernah bilang, "Kapan ya Bun, Ifan naik busway lagi..." hehehehe
Oke, kebetulan Fian belum pernah naik busway dan karena kakak saya akan ke daerah karet, jadilah saya minta bareng kakak saya sampai halte busway bendungan hilir saja :)
Saya menggendong Fian, Ifan bergandengan dengan Yanti, pengasuh Fian, kami naik busway menuju harmoni yang saat itu kondisinya agak penuh. Kondektur busway langsung meminta seorang laki-laki berdiri untuk memberikan tempat duduk kepada saya dan Fian. Ifan dan Yanti berdiri.
Karena jarang naik bis, keseimbangan Ifan belum terlatih. Setiap kali busway mengerem akan berhenti di halte, Ifan pun doyong menabrak Yanti. Ifan heboh, Fian pun tertawa setiap hal itu terjadi.
"Abang mau jatuh... heheheh... Abang ketakutan..." ledek Fian sambil tertawa-tawa :D
Oke, pelajaran keseimbangan tubuh dimulai, "Ifan, kakinya agak direnggangkan, jadi kalau bis mengerem, kaki bisa dijadikan tempat bertumpu untuk menahan. Pegangan yang kuat ya..." :)
Saat busway tiba di halte harmoni suami menelepon saya, mengabari bahwa acara baru selesai, menawarkan untuk menjemput di harmoni. Karena lokasi acara suami di daerah kelapa gading, daripada menunggu lama di jalan, saya meminta izin untuk dijemput di Mall Taman Anggrek saja karena kebetulan ada keperluan ke supermarket. Saya, Fian, Ifan dan Yanti kemudian antri di jalur busway yang menuju Mall Taman Anggrek.
Pelajaran mengenai antri pun di mulai, "Ifan, kalau sedang antri jangan dorong-dorong ya... kasihan nanti orang bisa jatuh..."
Di depan saya, ada seorang Ibu yang tasnya terbuka sedikit resletingnya, sehingga sedikit kantung plastik keluar dari dalam tasnya. Ifan menyentuh lengan dan menegur Ibu itu, "Ibu, tasnya terbuka..."
Alhamdulillah, Ifan menunjukkan kepedulian yang luar biasa, saya sekaligus sampaikan pelajaran berikut kepada Ifan, "Iya Fan, harus hati-hati di kendaraan umum, khawatir ada copet ya..." :)
Naik busway menuju MTA, saya kembali mendapat tempat duduk karena menggendong Fian. Ifan dan Yanti berdiri, dan kejadian sebelumnya berulang, Fian tertawa setiap kali tubuh Ifan doyong karena busway yang mengerem.
Di halte tomang mandala, akhirnya Ifan dapat tempat duduk di sebelah saya.
"Bunda sih enak dapat tempat duduk terus..." katanya :D
Pembelajaran mengenai etika penumpang pun dimulai...
"Iya Fan, karena Bunda menggendong Fian. Nanti kalau suatu saat Ifan naik bis dan dapat duduk, kalau ada penumpang yang menggendong anak dan ibu hamil, Ifan harus kasih tempat duduk ya... Kan Ifan udah merasakan susahnya menjaga keseimbangan di bis. Apalagi sambil menggendong anak dan hamil... lebih susah lagi... Kalau jatuh kasihan kan..."
Fian pun exciting dengan pengalaman pertama naik busway ini, minta telepon ayah, mama (kakak saya) dan aki, hanya untuk bilang, "Ayah, Aki, Mama... Fian naik busway!" hehheheheh
Turun di halte MTA, Ifan pun minta uang kepada saya karena melihat pengemis yang sudah tua renta di jembatan penyeberangan.
Duh maaf PEMDA DKI, bukan maksud tidak mematuhi Perda DKI No 8 Tahun 2007 Tentang Penertiban Pengemis dan Gelandangan dengan memberi uang kepada pengemis, tapi saya perlu waktu untuk menjelaskan kepada Ifan tanpa menghilangkan semangat untuk berbagi yang sudah muncul dari dalam hatinya, bahwa memberikan sedekah di Jakarta memang lebih baik lewat lembaga terpercaya sehingga bisa dipastikan diberikan kepada kaum dhuafa, bukan diberikan kepada orang yang menjadikan "mengemis" sebagai pekerjaan tetapnya... :(
Well, naik dengan naik busway meskipun sedikit lebih lelah, tapi banyak pelajaran dan kesenangan yang saya dan anak-anak dapatkan.
Dimana pun kita berada, apa pun yang kita jalani, jika kita jalani dengan hati yang ringan maka Insya Allah kegembiraan dan kebahagiaan akan kita dapatkan :D
Jelang Ramadhan, saya mohon maaf lahir batin kepada semua teman-teman jika ada kata-kata atau tulisan saya yang pernah menyakiti hati atau membuat teman-teman merasa tidak nyaman.
Semoga kita memasuki Ramadhan dengan hati dan jiwa yang bersih, semoga ibadah kita di bulan Ramadhan dan bulan-bulan selanjutnya diterima Allah Swt... Amin...
Jakarta, 9 Agustus 2010
Yeni Suryasusanti
Tidak ada komentar:
Posting Komentar