Baru saja membaca status seorang teman :
"Meski ku rapuh dlm langkah kadang tak setia kepada-Mu... Namun cinta dalam jiwa hanyalah kepada-Mu..."
Tiba-tiba saja jemari seolah bergerak sendiri memberikan komentar :
"Jika cinta hanya diucapkan dengan kata2 tanpa bukti nyata, itu namanya bukan cinta neng heheheheh..."
Dan setelahnya baru saya tersadar betapa tajamnya kata-kata saya... betapa kata-kata itu mengiris hati saya sendiri... betapa kata-kata itu akhirnya memaksa saya untuk berintrospeksi...
Ya Allah, Ya Rasullullah,
Cintakah namanya jika lidah saya belum dilembabkan oleh dzikir dan shalawat di setiap desahan nafas untuk memuja-Mu?
Cintakah namanya jika shalat fardhu masih sering saya kerjakan di akhir waktu?
Cintakah namanya jika shalat sunnah belum saya jalankan dengan sepenuh rindu?
Cintakah namanya jika dalam perjalanan saya lebih sering memilih mendengarkan mp3 lagu daripada mendengarkan mp3 firman-Mu?
Cintakah namanya jika langkah kaki ini masih terasa berat untuk mendatangi majelis-majelis ilmu?
Cintakah namanya jika saya tidak langsung tersungkur di hadapan-Mu setiap kali menyadari telah berbuat sesuatu yang mengecewakan-Mu?
Ya Allah, Ya Rasullullah,
Ampunkanlah diri ini jika mengaku cinta namun tidak memperlihatkan bukti nyata
Ampunkanlah diri ini jika mengaku rindu namun setiap adzan tiba tidak segera berlari menghadap-Mu
Ampunkanlah diri ini jika mengaku mendamba namun lebih sering meluangkan waktu untuk dunia
Ya Allah Maha Pemberi Berkah, Ya Rasullullah Kekasih Allah...
Betapa ingin saya jatuh cinta pada-Mu sepenuh rindu
Melebihi cinta kepada seluruh makhluk-Mu
Cinta yang nyata bukan hanya sekedar kata-kata
Cinta yang terbukti bukan hanya sekedar janji
Cinta yang hakiki karena Engkau selalu ada di hati...
Jakarta, 17 Februari 2011
Dalam Derai Air Mata,
Yeni Suryasusanti
Tidak ada komentar:
Posting Komentar