Jumat, 28 Januari 2011

Jilbab Trendy vs Jilbab Syar'i

Belum sampai sebulan yang lalu saya menulis tentang jilbab saya. Bagaimana saya mulai merasa nyaman dengan jilbab cantik saya :D
Meskipun begitu, hingga kemarin, masih berat bagi saya untuk mengikuti model jilbab yang syar'i.
Namun sesuai dengan janji Allah dalam Hadist Qudsi yang pernah saya baca di Group Keluarga Sakinah asuhan Ustadz Taat Budi Utomo,

"Aku sesuai dengan persangkaan hamba Ku kepada Ku. Aku bersama dengan ilmu dan rahmat Ku bila dia ingat Aku. Jika dia mengingat Ku dalam dirinya, maka Aku mengingatnya dalam diri Ku. Jika dia menyebut nama Ku dalam suatu perkumpulan, maka Aku menyebutnya dalam perkumpulan yang lebih baik dari mereka. Bila dia mendekat kepada Ku sejengkal, maka Aku mendekat kepadanya sehasta. Jika dia mendekat kepada Ku sehasta, maka aku mendekat kepadanya sedepa. Jika dia datang kepada Ku dengan berjalan biasa, maka Aku akan mendatanginya dengan berjalan cepat. ( Muttafaq Alaih )",

saya merasakan bagaimana satu demi satu ilmu dan kesadaran datang kepada saya untuk saya kaji setelah saya berjanji kepada Allah untuk selalu belajar agar menjadi lebih baik, baik untuk dunia maupun untuk akhirat saya.

Kali ini, kesadaran saya datang karena saya tergelitik ketika membaca tulisan terbaru adik paskibra saya, adik kelas saat masih bersekolah di SMA 78 - Poppy Yuditya - yang berjudul "Fashion Style Muslimah........[Berjilbab: It's not the End, It's the Beginning (VIII)]" http://www.facebook.com/note.php?note_id=138361854256 yang merupakan rangkaian pengalaman dan pembelajaran Poppy setelah memutuskan untuk berjilbab.

Berikut saya kutipkan sebagian tulisan Poppy Yuditya :

"Dalilnya:

“Hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya.” (Qs. an-Nuur [24]: 31).

“Wahai Nabi katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mu’min: ‘Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya.” (Qs. al-Ahzab [33]: 59).

Seketika saya menuju cermin, mulai sibuk berkaca, berputar putar ke kanan ke kiri, memastikan apakah bentuk dan lekuk tubuh saya sudah tidak terlihat...Dan kenyataan memang tidak bisa dibohongi, lekuk dan bentuk kaki saya tercetak jelas di celana jeans yang saya gunakan....Untuk masalah jilbab, sudah tidak perlu dibahas dan diperhatikan lagi, wong sudah jelas banget kok kalo jilbab saya tidak menutup dada...

Akhirnya saya teringat sahabat saya, Najwa..pantaslah dia merasa nyaman dengan pakaian yang ia gunakan, karena pakaian yang dia gunakan memang sudah sesuai dengan fikih sunnah pakaian wanita muslimah yang saya baca.....Sementara saya?? No further comment deh....(eh comment donk, kalo enggak, nanti tulisan ini gak selesai...gimana sih?)

Memang benar, saya sudah menutup aurat..dan Insya Allah sudah gugur kewajiban saya untuk menutup aurat. Tapi saya jujur ketika itu juga saya jadi berpikir, kalau memang Allah lebih menyukai saya menggunakan pakaian seperti yang dibahas di atas, masa saya tidak mau?

Saya jadi mulai berandai-andai, kalau saja seseorang yang saya cintai menjelaskan pakaian seperti apa yang ia lebih sukai.Pasti saya akan terpikir untuk menggunakan pakaian itu setiap bertemu dengannya. Apalagi kalau setiap pakai pakaian itu, dia bilang saya cantik...Pasti saya tambah senang....Dan dia pun pasti lebih cinta lagi sama saya...Asyiiiik....Belum apa-apa sudah terbayang indahnya...:)"


Membaca tulisan diatas, saya terdiam... dan berpikir. Hingga kemarin, saya masih menganggap jilbab syar'i tidak bisa "trendy".
"Apakah jilbab syar'i demikian menyulitkan?" demikian pergulatan batin saya.
Sepanjang sore dan dalam perjalanan menuju rumah, otak saya tak berhenti berpikir. Ingin saya cepat-cepat sampai di rumah untuk membongkar koleksi jilbab saya, dan berkaca seperti yang Poppy lakukan.

Benar, saya sudah menutup aurat, saya sudah berjilbab. Tapi saya juga sadar bahwa saya belum mengulurkan jilbab saya hingga dada saya.
"Tapi kan saya tidak berpakaian ketat di dada," selama ini kata-kata itulah yang selalu saya gunakan untuk pembelaan diri.
Namun, seperti potongan film, berbagai ingatan akan betapa menyulitkan baju saya dalam kesehariannya berlompatan dari kepala saya. Bagaimana saya harus menambahkan kancing atau memasang peniti diantara kancing kemeja saya hanya untuk mencegah dada saya "mengintip" diantara kancing kemeja... Bagaimana suami saya pernah berkomentar, "Bun, dadanya kelihatan gede banget :D" padahal saya juga tidak berpakaian ketat...
Ah... mungkin jilbab syar'i adalah jawaban dari permasalahan saya.

Sesampai di rumah, saya mengeluarkan bergo panjang saya (ternyata saya hanya memiliki 2 bergo panjang diantara sekian banyak koleksi bergo saya hahahha...).
Selama ini, saya selalu mengenakan "bergo pendek" yang dimasukkan ke dalam kerah baju untuk dijadikan jilbab dasar, kemudian baru menambahkan kerudung persegi untuk modifikasi. Dalam pikiran saya sebelumnya, pasti akan terlihat aneh, jika bergo panjang dibuat modifikasi menjadi trendy.
Lebih karena penasaran, saya mencoba mengganti bergo pendek saya dengan bergo panjang, sehingga jilbab saya menjulur menutupi dada. Lalu saya ambil jilbab persegi dan mulai memodifikasi jilbab saya seperti biasa.
Subhanallah... ternyata benar kata Poppy, seringkali kita menjalani hidup dengan ketakutan yang ketika sudah dijalani tidak terbukti sama sekali.
Ternyata, setelah saya coba, bergo panjang saya sangat pantas di modifikasi. Justru bergo panjang yang di modifikasi menjadi terlihat lebih anggun dibandingkan dengan bergo pendek... Ternyata Jilbab syar'i tetap bisa trendy!
Ifan, putra sulung saya yang sejak awal memperhatikan saya berdandan hingga selesai spontan memeluk saya sambil berkata, "Bunda cantik bangetttt..." hingga menitik air mata saya.
Alhamdulillah ya Allah... Engkau memberikan jalan bagiku untuk mendekati-Mu meski dengan merangkak perlahan...

Sebelum berangkat kerja hari ini, saya memamerkan kepada suami saya model jilbab saya yang baru. "Cantik sekali Bunda..." kata suami saya memuji dengan mata berkaca-kaca :D
Saya mengutarakan niat saya untuk mulai mengenakan jilbab syar'i kepada suami, dan minta izin untuk membeli beberapa bergo panjang lagi untuk dikenakan sebagai dasar jilbab syar'i saya yang trendy.

Poppy, jika Najwa adalah inspirasi bagi kamu, maka saat ini, kamu adalah inspirasi bagi saya. Perlu waktu begitu lama (7 tahun!), namun akhirnya Insya Allah jilbab saya yang selama ini hanya "trendy" menjadi "Jilbab Syar'i namun tetap Trendy"...
Sedangkan mengenai celana panjang, saat ini saya masih mengenakannya karena saya berangkat dan pulang kerja lebih sering dengan membonceng motor. Sedangkan untuk keamanan, keseimbangan dan kesehatan, saya sebaiknya tidak duduk dengan posisi miring. Namun, Insya Allah, saya sudah mulai memikirkan jalan keluar dari permasalahan tersebut dengan membuat design rok celana untuk didiskusikan dengan tukang jahit saya agar nanti bentuk dan lekuk kaki saya tidak terlihat lagi :D
Ternyata Al Qur'an dan Sunnah Rasul - jika kita kaji kembali - bukanlah untuk memberatkan umatnya... Namun justru sebagai jawaban atas permasalahan yang ada...

Insya Allah, meski selangkah demi selangkah, sesuai janji saya kepada Allah, saya akan selalu belajar dan berusaha agar menjadi lebih baik dari hari ke hari...





Jakarta, 11 Agustus 2009
Yeni Suryasusanti

1 komentar: