Senin, 30 Januari 2012

Rindu, Duka Cita dan Airmata















Dulu, seminggu setelah putri tercinta pergi
seorang kerabat yang ternyata mengamati
merasa aneh melihat seorang ibu tidak menangisi
berpulangnya sang buah hati menghadap Ilahi

Ketika itu, dalam kemarahan aku berkata penuh emosi
Apakah hanya karena tidak terlihat menangis berarti aku tidak bersedih hati?!
Jika dengan airmata Nada bisa sembuh dan hidup kembali
maka airmata darah bahkan nanah pun akan aku beri!!!

Setiap insan menghadapi duka cita dengan caranya sendiri
absennya air mata di muka umum bagi beberapa pribadi
bisa jadi benar-benar menggambarkan ketegaran hati
namun bisa juga hanya sekedar perlindungan diri

Meratapi sebuah kematian adalah sebuah ironi
Karena kita tidak tahu dengan pasti
apa yang terjadi saat ini di alam setelah mati
Apakah kenikmatan surgawi ataukah siksa kubur yang tak terperi

Meski terkadang aku masih meneteskan airmata di pipi
ketika rasa rindu pada sang putri menguasai hati
percayalah, itu hanyalah karena rasa iba diri
bukan karena aku tidak ikhlas melepasnya pergi

Karena dua hal yang pasti aku yakini
bahwa segala sesuatu yang kita miliki
hanyalah merupakan titipan dari Ilahi
dan di dunia ini tidak ada yang abadi...

Jakarta, 30 Januari 2012
Ketika teringat dirimu, Putriku...
Yeni Suryasusanti

Tidak ada komentar:

Posting Komentar