Kamis, 24 Maret 2011

Ulang Tahun Kematian dan Ziarah Kubur...


Last Picture (on Feb 5, 2006) of My Beloved Daughter, Nada Salsabila Hafizah (26 Aug 2004 - 17 Maret 2006)
Me (Left), Nada (Center) and My eldest sister: Yati (Right)

Para penggemar buku Harry Potter pasti pernah membaca istilah Ulang Tahun Kematian.
Nick Kepala Hampir Putus, hantu menara Gryffindor, pernah mengadakan perayaan untuk merayakan Ulang Tahun Kematiannya dengan mengundang Harry, Ron dan Hermione :)

Tapi kali ini saya tidak ingin mendongeng tentang penyihir favorit banyak orang itu hehehe... Saya hanya ingin membagi kegalauan pribadi saya seputar Ulang Tahun Kematian...
Tulisan ini saya buat, karena pagi ini saya kembali membuktikan bahwa Allah memang Maha Mengetahui masing-masing hati umatnya, melebihi pemilik hati itu sendiri...

Ada yang menjadi tanda tanya besar bagi saya, setiap jelang ulang tahun berpulangnya Nada.
Entah kenapa, selalu saja saya tidak bisa meluangkan waktu untuk berziarah ke makamnya. Selama ini selalu karena tanggal 17 Maret jatuhnya di hari kerja, meskipun sebenarnya jika betul-betul niat bisa saja saya mengajukan cuti agar bisa berziarah.
Tahun ini, kembali saya tidak bisa berziarah pada hari ulang tahun berpulangnya Nada karena jatuhnya kembali di hari kerja...

Saya pernah membaca, pada permulaan pengembangan Islam, Rasulullah melarang umatnya untuk melakukan ziarah ke kubur. Adapun motivasi larangan itu adalah karena di jaman jahiliyah, kuburan itu menjadi salah satu sumber dan sasaran pembaktian kaum penyembah berhala. Bahkan jauh sebelum itu, di jaman Nabi Nuh a.s., sebagian kaumnya memandang kuburan itu sebagai satu tempat yang suci (kudus). Dengan larangan menziarahi kubur itu pada permulaannya, maka dapatlah dibendung kekhawatiran timbulnya kembali paham syirik, sedangkan iman dan tauhid yang ditanamkan oleh Rasulullah kepada pengikut-pengikutnya baru saja pada taraf permulaan, belum berurat berakar dalam jiwa mereka.
Setelah pembinaan ajaran iman dan tauhid itu semakin kuat, Rasulullah menerima wahyu yang mengizinkan untuk menziarahi kubur ibunya, sehingga beliau menunjukkan dengan perbuatannya sendiri kebolehan ziarah ke kubur itu.

"Nabi Muhammad s.a.w. menziarahi kubur ibunya. Beliau menangis, dan menangis pula orang-orang di sekelilingnya. Kemudian, Nabi berkata: Saya meminta izin kepada Tuhanku (Allah) supaya diperkenankan memohonkan doa ampunan untuk ibuku. Permohonanku itu tidak diizinkan. Kemudian aku meminta izin untuk menziarahi kuburnya, dan diizinkan. Berziarahlah kamu, agar kamu teringat kepada kematian." (HR. Ahmad dan Muslim).

Hari ini saya menemukan tulisan di http://cahayamuslim.blogspot.com/2008/05/ziarah-kubur.html danhttp://www.darussalaf.or.id/stories.php?id=409 tentang ziarah kubur. Akan saya kutipkan sebagian disini agar menjadi pengingat untuk saya dan teman-teman yang kebetulan membaca...

"Ziarahilah kubur, Anda dengan itu akan teringat ke akhirat. Mandikanlah orang yang mati, karena sesungguhnya hal itu menjadi obat mujarab yang mengandung pengajaran yang mantap. Sembahyangkanlah jenazah, mudah-mudahan hal itu akan menggugah hati Anda, sebab orang yang berdukacita berada di bawah naungan Ilahi dalam menghadapi tiap-tiap kebaikan." (HR. Hakim).

Dari berbagai hadist yang menganjurkan dan mendorong melakukan ziarah kubur itu, maka para ulama berpendapat bahwa hukum ziarah kubur itu ialah sunnah. Adapun hikmahnya mengandung dua macam nilai :
  1. Mengingatkan manusia pada kematian, bahwa pada saat yang tentu menurut ajal yang ditetapkan Tuhan, tiap-tiap orang akan kembali ke hadiratNya.
  2. Untuk memohonkan doa ampunan (istighfar) kepada Allah SWT supaya dosa orang yang diziarahi kuburnya itu, diampunkan oleh Allah.
Jadi ziarah kubur haruslah didasarkan kepada dua motivasi yang diterangkan di atas.

Ucapan dan doa yang sering dibacakan oleh Rasulullah tatkala ziarah kubur, yang artinya sebagai berikut :
"Keselamatan untuk kamu, hai ahli kubur orang-orang Mukmin dan Muslim. Dengan kehendak Tuhan, kamipun akan menemui kamu. Kamu telah mendahului kami, dan kami akan menyusul. Kami mohonkan kepada Allah keselamatan untuk kami dan kamu." (HR. Ahmad dan Muslim).

Ziarah Kubur dapat dilakukan kapan saja, tidak ada waktu yang khusus dan tidak boleh (tidak layak) dikhususkan untuk itu, baik pada bulan sya’ban, syawal maupun waktu-waktu yang lainnya. Hal ini karena tidak adanya dalil yang menunjukkan tentang adanya waktu khusus atau afdhal (paling baik) untuk berziarah kubur.

Ketika Syaikh Doktor Sholeh bin Fauzan Al-Fauzan ditanya tentang waktu/hari yang afdhal untuk berziarah, beliau berkata : “Tidak ada waktu khusus dan tidak ada waktu tertentu untuk berziarah kubur”. Lihat Al-Muntaqa min Fatawa Syaikh Sholih Al-Fauzan : 2/166.

Besok, 17 Maret 2011, tepat 5 tahun bepulangnya Nada. Moment yang saya yakini bahwa Allah lebih mencintai dirinya daripada saya, sehingga tidak mengizinkan Nada mencapai usia akil baligh dan ternoda oleh dosa.

Jika boleh jujur, selama ini motivasi saya ingin berziarah pada saat ulang tahun berpulangnya Nadamungkin lebih didasari oleh rasa rindu, mengingat hari itu adalah hari terakhir saya memandikan dan memeluk tubuh mungilnya, dan secara tidak sadar saya beranggapan bahwa dengan berziarah berarti saya sedang "mengunjungi" Nada.
Sedangkan jelas motivasi ziarah kubur seharusnya untuk mengingatkan diri akan kematian yang bisa datang kapan saja, bukan untuk melepas rindu dengan pusara yang kita bayangkan sebagai peraduan orang tercinta, padahal disana hanya tinggal tulang belulang belaka...

Alhamdulillah, selama 5 tahun ini saya diselamatkan Allah agar terlebih dahulu meluruskan niat saya dalam hal ziarah ke makam Nada Salsabila Hafizah, putri saya tercinta, sehingga tidak menjadikan Ulang Tahun Kematiannya sebagai hari khusus untuk melepas rindu dengan berziarah...

Tuhanku, jangan ambil nyawaku 
sebelum ku dekat dengan-Mu
Tuhanku, siapkan duniaku
tuk nanti tiba akhiratku...

Jakarta, 16 Maret 2011
Yeni Suryasusanti

Tidak ada komentar:

Posting Komentar