Di teras depan rumah kami tercinta
ada bunga kamboja berwarna merah fanta
di tanam oleh Ibu saya
dan dirawat dengan penuh cinta
sehingga rajin berbunga
Ketika pulang dari mesjid setelah shalat magrib dan isya
terkadang Ifan - putra sulung saya - memetiknya
lalu memberikannya kepada saya
"Bunda, ini bunga untuk bunda..."
demikian selalu katanya
Fian - putra bungsu saya - juga mulai meniru abangnya
ketika melihat sang bunga berkembang ceria
Fian memetiknya dan juga memberikannya kepada saya
"Bunda, ini bunga untuk bunda..."
demikian juga katanya
Saya pun menyelipkan bunga tersebut di telinga
seraya tersenyum sambil berkata,
"Terima kasih ya untuk bunganya..."
dan spontan Ifan atau Fian akan berkata,
"Bunda cantik sekali memakai bunga..."
Hari ini, sebelum berangkat kerja
ketika Ifan sudah sekolah dan Fian masih terlelap dalam tidurnya
di teras depan rumah kami tercinta
saya bertemu dengan Rahma, putri tunggal sang asisten rumah tangga
usianya sebaya dengan Nada (almh) jika masih ada
Dengan mata berbinar dan rambut rapi di kepang dua
Rahma menyodorkan bunga kamboja
namun berwarna kuning ceria
sambil tersenyum manis Rahma berkata,
"Bunda, ini bunga untuk bunda..."
Kemudian, Rahma mencium tangan saya seraya berkata
"Hati-hati di jalan ya bunda..."
sambil menyelipkan bunga pada jilbab dekat telinga
saya mencium keningnya dan dengan terharu berkata,
"Terima kasih, Rahma..."
Bunga kamboja meskipun cantik rupanya
terkadang tumbuh di tempat orang berduka cita
namun kata orang, bunga adalah tanda cinta
maka puji syukur saya panjatkan kepada Yang Maha Pencipta
karena memberikan anak-anak yang penuh cinta dalam kehidupan saya...
Jakarta, 22 Maret 2012
Yeni Suryasusanti
Tidak ada komentar:
Posting Komentar